Wali adalah suatu kata yang sangat indah, dan sesuatu yang indah bila seseorang bisa menjadi wali-wali Allah.
Menurut Al-Hafidzh Ibnu Hajar Asqalani, yang dimaksud dengan wali Allah adalah:
Orang yang mengenal siapa Allah, orang yang ikhlas dalam amalannya, dan orang yang senantiasa konsisten dalam ketaatannya pada Allah subhanahu wa ta’ala. Inilah tiga perkara yang berkaitan dengan definisi dari wali Allah. Jika engkau ingin menjadi wali Allah, maka yang pertama hendaknya mengetahui tentang Allah, yaitu mengenal siapa Allah, sifat-sifat Allah, nama-nama Allah, segala perintahnya, segala larangannya. Bila seorang manusia mengenal Allah lebih banyak lagi, maka ia akan dekat dengan Allah subhanahu wa ta’ala. Sesungguhnya yang takut pada Allah dari hamba-hamba Allah adalah para ulama. Dengan demikian, ulama adalah wali-wali Allah.
Penjelasan tentang orang ikhlas dalam beribadah; adalah orang yang menginginkan Allah, tidak karena riya’ maupun sum’ah. Semua ibadahnya dilakukannya hanya untuk Allah semata. Setiap apa yang dicintai oleh Allah, baik ucapan, perbuatan, dan sebagainya, baik yang nampak maupun yang tersembunyi semuanya untuk Allah.
Wali-wali Allah terbagi dua yaitu orang-orang yang pertama kali mendapatkan karunia Allah, dan orang-orang golongan kanan. Dalam surat Al-Waqi’ah dijelaskan bahwa orang-orang yang terdahulu,mereka itulah orang-orang yang didekatkan pada Allah. Mereka berada dalam surga na’im, surga yang penuh dengan kenikmatan. Alangkah bahagianya orang golongan kanan itu, berada dalam pohon bidara yang tidak berduri. Dalam surat Ar-Rahman; dan bagi orang yang takut terhadap kedudukan Rabbnya dia akan memiliki dua surga.
Dua jenis wali Allah, disebutkan dalam surat terakhir Ar-Rahman; orang yang takut terhadap kedudukan Rabbnya ini akan memiliki dua surga, silakan lihat suratnya. Dalam surat ini juga diperbandingkan antara kedua surga bagi kedua jenis wali Allah tersebut.
Setiap orang-orang yang beriman adalah wali-wali Allah sesuai dengan derajat keimanannya. Setiap yang mengucapkan syahadat adalah wali-wali Allah. Orang-orang yang beriman walinya adalah Allah. Allah mengeluarkan orang-orang yang beriman dari kegelapan pada cahaya, dan orang yang kafir walinya adalah taghut, yang mengeluarkan orang kafir dari cahaya pada kegelapan.
Telah dikatakan bahwa orang yang beriman adalah wali-wali Allah. Pemimpinnya para wali adalah para nabi, lalu yang kedua para sahabat para nabi (dan yang utama adalah sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam), selanjutnya adalah orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik (ihsan). Orang yang mendahulukan mengangkat seseorang di atas derajat para nabi maka orang ini adalah kafir.
Kedudukan apakah yang diterima oleh wali Allah? Dalam hadits Qudsi disebutkan bahwa siapa saja orang yang memusuhi wali Allah, maka Allah umumkan berperang dengannya. Demikianlah, Allah mengumumkan peperangan pada musuh wali Allah. Tidak ada kedudukan yang paling afdhal kecuali menjadi wali Allah ini, dimana Allah akan membela wali-walinya.
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam dalam hadits Qudsi berkata:
Tidaklah seorang hamba mendekatkan kepada diriKu dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada sesuatu yang Aku wajibkan padanya. Dan terus menerus hambaKu mendekatkan diri kepadaKu dengan hal-hal yang sunnah sehingga Aku mencintainya. Apabila Aku mencintainya, maka Aku menjadi pendengarannya yang dengannya dia mendengar, dan Aku menjadi penglihatannya yang dengannya dia melihat, dan Aku menjadi tangannya yang dengan tangannya dia menggunakan tangannya, dan Aku menjadi kakinya yang dengannya dia berjalan, dan apabila dia meminta kepadaKu dan Aku akan memberi, dan bila dia meminta perlindungan padaKu Aku akan lindungi dia.
Hal ini merupakan keutamaan yang besar sekali bagi wali-walinya. Dan semuanya itu berada dalam kebaikan.
Pemateri : Syaikh Utsman Bin Muhammad Al Khomiis hafidzohullah
Penerjemah : Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi hafidzohullah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar